Jumat, 28 Januari 2011

PRAMUWISATA: KEUNTUNGAN, TANTANGAN DAN SOLUSI

Pramuwisata adalah profesi ujung tombak yang mengantarkan wisatawan menikmati dan mendapatkan penjelasan-penjelasan mengenai aset-aset wisata yang dikunjungi. Seorang pramuwisata merupakan duta bagi bangsa atau daerahnya sebab keberadaan duta ini dapat memengaruhi citra pariwisata suatu daerah secara keseluruhan. Menjadi seorang pramuwisata dituntut kecakapan khusus yang meliputi ketrampilan bahasa, teknik guiding dan wawasan pengetahuan yang luas. Dalam tulisan ini, kami akan berusaha mengupas tentang keuntungan menjadi pramuwisata, tantangan yang dihadapinya dan solusi untuk menghadapi tantangan tersebut.


Keuntungan Menjadi Pramuwisata

Berbicara tentang keuntungan menjadi pramuwisata sebenarnya sangat relatif. Keuntungan itu sangat personal. Namun secara umum, keuntungan menjadi pramuwisata itu mencakup keuntungan finansial, peluang mengenal orang lain lebih banyak lagi, wawasan terus bertambah dan peluang untuk mengunjungi tempat-tempat baru.

Secara finansial tak dapat dipungkiri profesi pramuwisata cukup menjanjikan untuk sebuah penghidupan yang layak. Kalau si pramuwisata bekerja di biro perjalanan wisata, ia akan mendapatkan honor dari kantor yang menugasinya. Terkadang pelayanan yang baik kepada wisatawan akan memberikan masukan berupa tips atau uang terimakasih kepada si pramuwisata.


Seterusnya menjadi pramuwisata itu memiliki peluang untuk mengenal orang lain lebih banyak. Interaksi dengan wisatawan dari berbagai negara memberikan keuntungan tersendiri bagi pramuwisata. Tiap orang memiliki karakter yang unik. Perjumpaan dengan berbagai orang dari belahan dunia membantu pramuwisata untuk memetakan ciri-ciri wisatawan berdasarkan daerah usalnya. Kemampuan untuk memahami karakter khas wisatawan mempermudah si pramuwisata untuk memberikan pendampingan panduan.


Menjadi pramuwisata dituntut wawasan luas. Wawasan itu terutama diperoleh dari referensi pustaka/ tertulis. Namun ketika terjun langsung menjadi pramuwisata, wawasan itu sebenarnya diperkaya bersamaan ketika melakukan tugas pemanduan. Diskusi dengan para tamu dari berbagai latar belakang pendidikan dan pengalaman dengan sendirinya terus memperluas pengetahuan si pramuwisata.



Keuntungan lainnya menjadi pramuwisata adalah peluang untuk mengunjungi tempat-tempat baru terbuka lebar. Ada pengalaman menarik dari seorang teman yang sudah lama berprofesi jadi pramwisata. Ia menceritakan bahwa tugas menjadi pramuwisata telah menuntunnya mengunjungi beberapa daerah yang tidak pernah ia kunjungi sebelumnya seperti pedalaman Nias-Mentawai, Bali-Lombok, desa-desa Dayak di Kalimantan, desa orang Toraja dan perkampungan suku Asmad di Papua. Ia menuturkan bahwa peluang untuk mengunjugi tempat-tempat baru lainnya di negara lain masih terbuka lebar. Kesempatan untuk bisa mengunjugi tempat-tempat itu pada umumnya ia peroleh karena panggilan untuk melakukan tugas pemanduan dan juga undangan dari beberapa mantan wisatawan yang pernah ia pandu sebelumnya.


Tantangan Menjadi Pramuwiata

Berbicara tentang tantangan menjadi pramuwisata sebenarnya tidaklah sedikit. Secara umum tantangan yang paling banyak dihadapi oleh pramuwisata adalah pandangan negatif dari masyarakat, tantangan bahasa, wawasan yang kurang tentang objek wisata


Banyak pandangan negatif dilabelkan pada profesi pramuwisata. Pelabelan itu terjadi oleh adanya beberapa oknum pramuwisata yang tidak mengindahkan kode etik kepramuwisataan. Pelabelan ini lebih condong terlihat melalui cara interaksi si pramuwisata dengan wisatawan khususnya luar negeri yang cenderung permisif. Lebih sulit lagi ketika yang menjadi pramuwisatanya adalah perempuan. Masyarakat awam beranggapan bahwa profesi pramuwisata tidak jauh-jauh dari praktik plus-plus atau prostitusi. Artinya memberikan jasa panduan wisata sekaligus jasa pelayanan ke arah yang lebih intim.


Bahasa adalah tantangan lain yang dihadapi oleh seorang pramuwisata. Bahasa Inggris adalah bahasa internasional yang wajib dikuasai oleh seorang pramuwisata. Selain bahasa Inggris, seorang pramuwisata dimotivasi untuk bisa mengusasai bahasa lain setidaknya bahasa wisatawan yang sering berkunjung ke daerahnya seperti bahasa jepang dan belanda. Tidak semua wisatawan luar negeri yang datang berkunjung ke Indonesia bisa berbahasa Inggris sehingga sering kali penyampaian materi pemanduan terkendala karena bahasa yang digunakan tidak dimengerti oleh yang dipandu demikian juga wisatawan tak dapat mengekspresikan pendapat karena bahasa yang digunakannya tidak dimengerti oleh si pemandu. Kalau kejadiannya seperti ini akan mengurangi kenyamanan dalam proses pemanduan.


Penguasaan materi pemanduan adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh si pramuwisata. Namun sering sekali si pemandu wisata hanya berfungsi sebagai pengantar wisata. Pengantar wisata artinya hanya menemani wisatawan ke objek wisata dan memberikan informasi terbatas tentang objek yang dikunjungi. Profesi pramuwisata dituntut lebih dari sekedar pengantar wisata. Setiap detil dari objek wisata harus dikuasai mencakup sejarah objek wisata, lingkungan budaya sekitar objek wisata, rute wisata, orang-orang disekitar objek wisata, karekter dan potensi daerah dimana objek wisata itu berada, iklim dan situasi pemerintahan di daerah bersangkutan.


Solusi Terhadap Tantangan

Untuk menyikapi tantangan diatas maka hal yang harus dilakukan oleh seorang pramuwisata profesional adalah:

1. memegang teguh nilai-nilai, adat istiadat budaya dimanapun dia berada

2. memberikan pengertian kepada wisatawan tentang apa yang tabu atau yang tidak boleh dilakukan

3. menghindari perbincangan yang tidak wajar dan sensitif

4. menguasai bahasa lain selain bahasa Inggris

5. memperbanyak membaca buku khususnya menyangkut objek wisata yang akan dijelaskan kepada wisatawan

6. memperbanyak interaksi sosial dengan masyarakat lokal untuk memperkaya referensi tentang budaya lokal.

7. dimanapun ia berada seorang pramuwisata diharapkan terus menonjolkan sisi baik dan positif dari daearah yang ia wakili.



English Version


GUIDE: BENEFITS, CHALLENGES AND SOLUTIONS


Guide is a profession that delivers the spearhead of tourists to enjoy and get explanations of tourism assets visited. A guide is an ambassador for the nation or the region because the existence of these ambassadors of tourism can affect a region's image as a whole. Being a tourist requires special skills include language skills, techniques and insights guiding extensive knowledge. In this paper, we will try to explore the advantages of being guides, challenges faced and the solutions to these challenges.

Benefits Being a Guide

Talking about the advantages of a guide is actually very relative. The advantage is very personal. But in general, the advantages of being guides that include financial benefits, the opportunity to know other people more, a growing insight and opportunities to visit new places.


Financially, it is undeniably the profession of guide is somewhat promising for a decent livelihood and income. If the guide worked at a travel agency, he will get a fee from the assigned office. Sometimes good service to tourists will provide input in the form of tips or thankful money to the guide.


Moreover, the guide had a chance to know other people more. Interaction with tourists from various countries will also generate benefit for the guide. Each person has a unique character. Encounters with various people from around the world will help guide to map the characteristics of tourists based on their origin. The ability to understand the specific characteristics of tourists will help the guide to interact and give guidance to the tourist.


Being knowledgeable guides are required. Insight was mainly obtained from many literature/ writing. But when plunged directly into a guide, it was actually enriched insights altogether during guiding duties. Discussions with guests from various educational backgrounds and experience will continuously expand the knowledge of the guide.

Another advantage being a guide is the opportunity to visit new places is widely opened. There was an interesting experience of a friend who had become a professional guide. He told me that the duty of guide had led him to visit several areas that he had never visited before for instance Nias-Mentawai, Bali, Lombok, Dayak villages in Kalimantan, the Toraja villages and tribal villages in Papua. He tells us that the opportunity for visiting new places, in other countries is still widely opened. In general, opportunity to visit those places because he got the call to perform scouting duties and also an invitation from several former tourist guide that he had previously.


Challenges Being a Guide

As a matter of fact, talking about the challenges of being a guide is not little. In general, the most widely challenges faced by the guide is a negative view of society, the challenge of language, lack of insight about the tourism object


Many negative outlooks is labelled on the profession of guide. Labelling occurred by the few actors who did not heed the guide codes of tourism. Labelling was more inclined viewed through the guide way of interaction with foreign tourists in particular who all this time tend to be permissive. Even it is going harder when the guide is women. Ordinary people think that professional guides are not far away from the practice of plus-plus or prostitution. That means providing guiding services is closer to a more intimate service.


Language is another challenge faced by a guide. English is the international language that must be mastered by a guide. Besides English, a guide can be motivated to master another language at least the language of tourists who often visit his area such as Japan and the Dutch language. Not all foreign tourists who came to visit Indonesia can speak English. So often guiding delivery of material is constrained because the language used is not understood by the guided as well as tourists can not express the opinion because the language used is not understood by the guide. If it happened like this will reduce the comfort of both parties (tourist and guide).


Mastery of guiding materials is something that absolutely must be held by the guide. But very often many guides merely serve as a scouting tour guide. Scouting tour guide means only accompany tourists to tourist object and provide limited information about the object visited. The profession of guide requires more than just scouting tour guide. Every detail of the object should be known by tourist guide include historical, cultural environment surrounding tourist attractions, tourist routes, the people around tourist attractions, characters and potency of the tourist areas, climate and governance situation in the regions concerned.


Solutions to Challenges

To address the above challenges then the following points should be considered by a professional guide:

1. Uphold the values, cultural traditions wherever he/she is

2. Gives understanding to tourists about what is taboo or not to do at the visited areas

3. Avoid conversations that are not reasonable and sensitive

4. Mastering languages other than English

5. Expand reading books especially regarding the tourism objects which will be explained to tourists

6. Extend the social interaction with local communities. It will enrich local cultural references.

7. Highlight good and positive side of the areas she/he represents.



By: Aktivitas Sarumaha (Just an opinion)

Let's create our own world through writing, cinematography, photos, etc.