Selasa, 20 Oktober 2009

ASAH KAPAK ANDA

Kaplan bekerja di sebuah perusahaan sebagai pemotong kayu. Ia telah bekerja selama lima tahun, namun selama itu tidak pernah mengalami kenaikan upah. Perusahaan lalu merekrut seorang lagi, sebut saja Wawan, yang juga sebagai pemotong kayu. Setelah satu tahun bekerja, Wawan mendapatkan kenaikan upah, sementara Kaplan tetap tidak naik upahnya. Karena merasa resah, Kaplan mendatangi atasannya menanyakan alasan ia tidak pernah naik gaji. Lalu atasannya mengatakan begini, “Jumlah pohon yang kamu potong sekarang masih tetap sama dengan jumlah yang kamu potong lima tahun yang lalu ketika kamu baru kerja disini. Perusahaan ini berorientasi pada hasil, dan karena itu, perusahaan akan senang menaikan upahmu jika kamu juga dapat menaikkan produktivitasmu.”


Kaplan kembali dan mulai memotong kayu lagi dengan sekuat tenaga, namun tetap tidak beranjak dari jumlah yang biasa ia potong. Menghadapi dilema ini, ia kembali kepada atasannya untuk minta saran. Lalu atasannya meminta Kaplan untuk menemui Wawan. “Mungkin ada hal-hal yang Wawan tahun kamu tidak tahu,” kata atasannya. Kaplan lalu menemui Wawan dan menanyakan kepadanya mengapa ia bisa memotong lebih banyak kayu dibanding dirinya. Lalu Wawan mulai bercerita, “Setelah menebang beberapa potong kayu, saya beristirahat untuk mengasah kapak yang saya pakai ini. Kapan terakhir kali kamu mengasah kapakmu?” Tanya Wawan kepada Kaplan.


Pertanyaan Wawan ini bagaikan cambuk bagi Kaplan, namun sekaligus juga menjadi jawaban terhadap masalahnya selama ini.

Pertanyaan yang sama juga sebenarnya ditujukan kepada kita, kapan terakhir kali kita mengasah potensi kita? Jangan hanya mengandalkan keberhasilan masa lalu, jangan hanya mengandalkan gelar yang kita miliki, karena kedua-duanya tidak melakukan apa-apa, kita harus terus mengasahnya (Paulus, Alexander. Success in life through positive words (p 52-53). Jakarta; PT Gramedian Pustaka Utama, 2007.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar